Campurkan susu cair, telur, margarin cair, minyak goreng, garam dan 100 ml air. Aduk menggunakan garpu atau balloon whisk hingga semua bahan tercampur.
Masukkan tepung terigu, aduk rata. Uleni menggunakan tangan hingga adonan kalis dan tidak lengket sambil ditambahkan air sedikit demi sedikit untuk menyelsuaikan tekstur adonan. Tekstur adonan yang ideal untuk membuat roti maryam adalah seperti adonan kulit martabak telur. Adonannya lembek namun tidak bisa dituang, mudah dibentuk dan elastis.
Sesudah adonan kalis, diamkan adonan kurang lebih selama 1 jam. Tutuplah adonan menggunakan serbet bersih yang dibasahi atau menggunakan plastik agar kelembabannya tidak hilang.
Sesudah 1 jam, bagi adonan menjadi beberapa bagian dan bentuklah bulatan-bulatan kira-kira sebesar bola pingpong. Diamkan lagi kurang lebih selama 10-15 menit.
Setelah didiamkan, adonan kini siap untuk diproses lagi. Ambil 1 bulatan adonan, kemudian olesi dengan minyak goreng.
Pipihkan adonan setipis mungkin dan selebar mungkin. Seperti saat tukang martabak membuat kulit martabak telur. Setelah pipih, gulungkan adonan sehingga membentuk gulungan memanjang. Kini adonan berbentuk seperti karpet yang digulung.
Gulungkan lagi adonan dari kedua ujungnya secara berlawanan. Kalau adonan diletakkan melintang, gulung ujung kanan ke sebelah atas dan kliri ke sebelah bawah hingga kedua gulungan bertemu di tengah. Tumpuk kedua gulungan sedemikian rupa.
Pipihkan gulungan adonan menggunakan botol dengan ketebalan antara 0,5-1cm atau sesuai selera.
Panaskan wajan datar anti lengket, panggang roti maryam diatas api kecil hingga matang dan permukaan berwarna kecoklatan.
Bahan-Bahan yang Diperlukan Untuk Membuat Pancake Rainbow
Bahan-Bahan Pancake:
400 ml santan
300 gram tepung terigu
25 gram mentega
1/2 sendok teh vanili
200 gram gula pasir
1 sendok makan ragi instan
6 butir telur
1/2 sendok teh garam
Pewarna makanan warna hijau, biru, ungu, oranye, dan merah secukupnya
Bahan Untuk Topping:
Keju chedar
Susu kental manis
Cara Membuat Pancake Rainbow
Siapkan alat - alat dan bahan yang diperlukan
Masukkan Tepung terigu, gula pasir, baking powder, garam dicampur dalam satu wadah, aduk rata. Sisihkan.
Dalam wadah lain, campur telur , susu, vegetables oil, kocok hingga rata.
Masukkan campuran telur sedikit demi sedikit (supaya tidak menggumpal) ke dalam wadah campuran terigu.
Bagi adonan menjadi 6 bagian, beri masing2 adonan pewarna merah, kuning, oranye, hijau, biru dan ungu secukupnya / sesuai, semakin banyak pewarna, warna semakin pekat.
Siapkan wajan Teflon, beri sedikit butter, biarkan meleleh di atas kompor, lalu lap dengan tissue, tujuannya supaya pancake cantik mulus saat dipanggang di atas Teflon.
Tuangkan adonan ke Teflon dan biarkan keluar lubang - lubang kecil di pinggir adonan, jangan dibolak-balik, kalau sudah muncul lubang - lubang di pinggiran balik adonan pancake, diamkan sampai matang.
Sajikan Pancake Rainbow dipiring saji. Nikmati bersama secangkir teh hangat untuk disantap bersama keluarga
Pertama – tama rebus air bersih hingga mendidih, kemudian masukkan potongan daging kambing kedalamnya dan rebus hingga empuk dan lunak. Angkat dan tiriskan.
Selanjutnya tumis cincangan bawang putih, irisan bawang bombay, kunyit, dan jahe hingga mengeluarkan aroma sedap.
Tambahkan potongan daging yang telah direbus, aduk hingga tercampur rata.
Setelah itu tambahkan cengkeh, kayu manis, merica halus, bji pala halus, ketumbar halus, kapulaga halus dan garam sambil diaduk kembali hingga tercampur rata.
Kemudian tambahkan tomat, serta tuangkan air matang sambil diaduk – aduk hingga merata.
Masak terus hingga bumbu menyerap kedalam daging kambing dan kuah mulai menyusut.
Angkat dan tuang kedalam wadah saji, beri taburan bawang goreng diatasnya.
Marak kambing selesai dan hidangkan bersama nasi kebuli
Keluarga kraton pada masa kerajaan Mataram memiliki kebiasaan membatik. Nah, awal mula perkembangan batik di Pekalongan diperkirakan mulai terjadi setelah terjadinya perang Diponegoro atau perang Jawa di kerajaan Mataram ini pada tahun 1825 – 1830. Karena terjadinya peperangan ini, keluarga kraton dan para pengikutinya terpaksa meninggalkan kerajaan. Mereka berpindah ke arah timur dan barat kraton. Di daerah – daerah baru inilah mereka mulai mengembangkan seni batik, salah satunya Pekalongan.
Batik Pekalongan itu memiliki kelenturan dan sangat dinamis. Hal ini terlihat dari adaptasi – adaptasi yang terbentuk mengikuti perkembangan zaman. Dengan hadirnya para pedagang dari Arab, Tiongkok, Asia, dan Belanda pada zaman itu sedikit banyak ikut mempengaruhi pola desain, motif batik, dan juga variasi warna pada seni batik di Pekalongan
Ciri Khas Batik Pekalongan :
a. Menggunakan pewarnaan Soga
Soga merupakan nama pohon yang menghasilkan bahan pewarna yang biasa digunakan sebagai bahan pewarna batik. Soga sudah dipakai sejak zaman dulu sebagai bahan pewarna alami sehingga nenek moyang kita dulu mampu menghasilkan kain – kain tradisional tanpa menggunakan bahan pewarna sintetis atau buatan yang kala itu masih sangat langka
b. Memiliki motif Peranakan Tiongkok
Perantau dari negeri Cina mulai datang ke pulau Jawa pada abad 12 hingga 13 melalui pesisir utara. Kebanyakan dari mereka yang datang ini adalah para saudagar dan pedagang. Pada abad 17 akhir para pedagang ini mulai mengumpulkan batik –batik dari hasil para pengrajin lokal dan memasarkannya. Lama kelamaan mereka mulai mengadaptasikannya dengan gaya Tiongkok, dari situlah batik Pekalongan banyak dipengaruhi dengan motif-motif Peranakan.
c. Warna – warna cerah
Seperti halnya batik pesiri lainnya, batik pekalongan juga didominasi dengan warna – warna cerah seperti kuning, merah,biru, hijau,kuning, ungu, dan lainnya.
d. Kebanyakan Bermotif Bunga
Motif lain yang biasa juga digunakan pada batik Pekalongan adalah motif berbentuk bunga. Tapi berbeda dengan batik hasil pengrajin di daerah Jawa Tengah lainnya yang memiliki motif bunga yang besar, motif bunga pada batik Pekalongan cenderung berukuran lebih kecil. Ini memberikan kesan segar dan ramping ketika dipakai untuk membalut tubuh.
e. Motif Keturunan Belanda
Selain dipengaruhi oleh pendatang dari Cina, batik Pekalongan juga mendapat pengaruh dari pendatang yang berasal dari Belanda. Salah satu yang terkenal adalah batik Van Zulyen. Pada umumnya batik dengan gaya Belanda ini berupa kain sarung sehingga memudahkan para pendatang dari Belanda untuk memakainya. Motif – motif yang biasa digunakan adalah motif bunga – bunga yang berasal dari Belanda
f. Penuh dengan motif garis dan titik
Agar tidak monoton dan lebih terkesan nyata, motif bunga – bunga biasanya ditambahkan dengan motif garis – garis lurus maupun melengkung dan juga titik – titik disekitarnya. Dengan kreasi seperti ini kain batik jadi terkesan lebih ramah dan penuh.
Dalam sebuah kain yang memiliki motif Jlamprang ini biasanya memiliki hingga 8 warna dan dikombinasikan dengan motif – motif yang biasanya bukan makhluk hidup. Menurut para sejarawan ada 2 pandangan yang berbeda. Yang pertama menyatakan lahirnya motif ini bersamaan dengan pengaruh Islam yang dibawa oleh pedagang – pedagang Arab. Di dalam Islam sendiri penggunaan makhluk hidup dalam gambar adalah sesuatu yang dilarang. Selain itu motif yang geometris dan saling berdampingan juga kerap dikaitkan dengan kebiasaan umat Islam yang selalu menjaga tali silaturahmi. Sedangkan pendapat yang kedua menyatakan bahwa motif tersebut ada kaitannya dengan filosofi yang dianut oleh umat Hindu.
Macam - macam Motif Batik Pekalongan dan Penjelasannya
Kain batik pekalongan merupakan salah satu kain batik yang paling diminati karena motifnya yang ramai dan penuh dengan warna. Meskipun terlihat ramai dan terkesan acak – acakan, motif yang biasa dipakai pada kain batik Pekalongan ternyata memiliki makna tersendiri. Berikut adalah 3 motif kain batik Pekalongan dan maknanya masing – masing :
Motif Jlamprang
Dalam sebuah kain yang memiliki motif Jlamprang ini biasanya memiliki hingga 8 warna dan dikombinasikan dengan motif – motif yang biasanya bukan makhluk hidup. Menurut para sejarawan ada 2 pandangan yang berbeda. Yang pertama menyatakan lahirnya motif ini bersamaan dengan pengaruh Islam yang dibawa oleh pedagang – pedagang Arab. Di dalam Islam sendiri penggunaan makhluk hidup dalam gambar adalah sesuatu yang dilarang. Selain itu motif yang geometris dan saling berdampingan juga kerap dikaitkan dengan kebiasaan umat Islam yang selalu menjaga tali silaturahmi. Sedangkan pendapat yang kedua menyatakan bahwa motif tersebut ada kaitannya dengan filosofi yang dianut oleh umat Hindu.
Motif ini memiliki makna hidup yang selalu berdampingan dan saling menjaga kerukunan dan tali silaturami. Hal dipengaruhi oleh ajaran agama Islam yang di bawa oleh para pedagang dari tahan Arab. Selain itu, ada juga pendapat yang menyatakan bahwa motif geometris ini merupakan lambang – lambang agama Hindu-Syiwa dengan aliran Tantra. Aliran ini memuja Dewa Syiwa dan masyarakat Pekalongan kuno penganut Hindu-Syiwa menggunakan kain dengan motif Jlamprang ini untuk upacara pemujaan.
2. Motif Semen
Nama motif ini berasal dari nama Ramawijaya dan memiliki 8 nasihat untuk pemimpin yaitu Agni Brata yang artinya harus memiliki sifat memotivasi. Bayu Brata yang artinya harus dapat mengetahui keadaan dan kehendak sebenarnya dari rakyatnya. Baruna Brata yang artinya dapat memberantas segala bentuk penyakit masyarakat seperti pengangguran dan pencurian.
Kuwera Brata yang artinya harus bijaksana dalam menggunakan dana masyarakat. Chandra Brata yag artinya harus berwajah tenang dan berseri seri. Surya Brata yang artinya mampu memberi penerangan secara adil dan merata. Yana Brata yang artinya mengikuti sifat – sifat Dewa Yama yaitu menciptakan dan menegakkan hokum, dan yang terakhir Indra Brata yang artinya mampu mengikuti sifat – sifat Dewi Indra sebagai pemberi hujan dan memberikan kesejahteraan pada rakyatnya.
Filosofinya yaitu lambang burung garuda yang gagah perkasa yang mampu bertahan dalam kondisi apapun. Siapapun yang memakainya diharapkan memiliki keteguhan hati yang kuat.
3. Motif Batik Liong
Pada zaman dahulu, banyak etnis Tionghoa yang sudah menetap di Pekalongan. Mereka juga turut andil dalam perkembangan trend busana pada masa lampau. Salah satu bentuk partisipasinya ialah dengan diciptakannya batik Liong. Dilihat dari sisi ornamen, motif batik Liong cenderung mengadopsi wujud makhluk imaginir seperti ular naga.
Kain batik dengan motif Liong ini biasanya memiliki motif naga atau burung phoenix. Menurut kepercayaan Tionghoa motif ini adalah symbol dari adanya sumber kebaikan, kesuburan, dan kemakmuran.